Laporan Interpretatif


Laporan Interpretatif adalah reportase yang mengandung pemikiran, penafsiran, pandangan, dan tidak jarang juga pendapat wartawan disebut sebagai Laporan Interpretatif (Interpretative Reporting). Disini wartawan mengulas suatu berita yang baru terjadi atau yang sudah lama terjadi dengan memberikan interpretasi, spekulasi, dan pendapat.

Laporan Interpretatif merupakan suatu bentuk laporan yang bebas. Pada umumnya laporan interpretatif dilakukan oleh wartawan yang sangat menguasai masalah seputar topik yang diangkat dan dapat melakukannya dengan baik, jujur, dan objektif. Dia juga harus berani mengutarakan penafsiran, pendapat, dan pemikirannya karena ia memang berada pada posisi mengetahui fakta yang berkaitan dengan peristiwa yang dilaporkan.

Contoh Laporan Interpretatif

TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Yamaha, Valentino Rossi, sudah mendapat hukuman atas aksinya membuat Marc Marquez jatuh dalam lomba MotoGP di Sepang, Malaysia. Karena kesalahannya, ia harus menjalani lomba terakhir di Valencia, Spanyol, 8 November, dari posisi paling belakang.

Terkait dengan peristiwa di Sepang, media di seluruh dunia memberitakannya dengan gegap gempita. Sudut pandang sekecil apa pun diulik demi menuntaskan rasa penasaran pembaca. Dalam prosesnya, banyak berita atau data yang kemudian diragukan kebenarannya. Situs Foxsports.com.au berusaha memetakan kesimpangsiuran itu dengan klarifikasi atau kesimpulannya soal benar-tidaknya berita tersebut.

Berikut beberapa di antaranya:

1. Marquez membiarkan Jorge Lorenzo melewatinya di lap ketiga.
Situs itu menyimpulkan berita itu tak didasari fakta alias mitos. Dari tayangan ulang, saat dilewati Lorenzo pada tikungan keempat di lap ketiga, ia tampak kehilangan kontrol. Honda yang dikendarai Marquez melaju terlalu kencang saat menikung dan nyaris menyentuh rerumputan. Saat itulah Lorenzo menyusul dan merebut tempat kedua. "Bila aksi itu dibuat-buat, maka ia sangat hebat dalam melakukannya."
Kesimpulan: mitos.

2. Lorenzo menyusul Rossi saat ada bendera kuning.
Foto di Twitter yang muncul belakangan membuktikan itu. Saat Lorenzo menyusul Rossi di lap kedua, memang ada bendera kuning dikibarkan di antara tikungan 1 dan 2. Tapi, dalam kejadian itu kemunculan bendera kuning itu sangat aneh karena sebelumnya tak ada kecelak

3. Marquez melaju dengan pelan dan membuat Rossi kehilangan waktu.
Faktanya Maarquez dan Rossi sama-sama memacu sepeda motornya dengan cepat. Apakah Marquez bisa melaju lebih cepat? Pertanyaan itu susah dijawab kecuali ada bukti berupa jejak pengereman yang dilakukan pembalap muda ini. Yang perlu jadi sorotan apakah perlu kedua pembalap bertarung mati-matian di awal lomba seperti itu.
Kesimpulan: Marquez melaju pelan, tidak. Membuat Rossi kehilangan waktu, ya. Tapi Rossi juga sama bersalahnya dalam kasus itu.

4. Lorenzo menerobos ruang dengar pendapat dan berkata keras pada Direktur Lomba.
Setelah lomba di Sepang banyak media melaporkan, termasuk Fox Sports, bahwa Jorge Lorenzo menerobos ke ruang dengar pendapat saat Marquez dan Rossi dimintai keterangan. Ia disebut-sebut menuntut agar rekan setimnya didiskualifikasi. Dalam akun Twitter-nya, Lorenzo sudah membantah hal itu. Saat dengar pendapat terjadi, dia justru sedang melakukan jumpa pers bersama Dani Pedrosa.
Kesimpulan: mitos.

5. Yamaha akan berpisah dengan Lorenzo pada 2016.
Berita itu agak aneh mengingat pada 2016 tak ada ruang kosong di tim lain. Jadi kalau meninggalkan Yamaha, Lorenzo akan berlabuh di tim mana? Honda jelas sudah mantap dengan pasangan Pedrosa dan Marquez. Di tim lain, peluang Lorenzo untuk menjadi juara sangat kecil. Yamaha justru dinilai akan makin erat mempertahankan Lorenzo karena kemampuannya dan fakta bahwa Rossi akan semakin menua pada tahun depan.
Kesimpulan: mitos.

6. Marquez tak melanggar aturan dalam duel dengan Rossi.
Itu benar dan itulah sebabnya dia tak dihukum. Seperti kata Direktur Lomba Mike Webb, "Valentino menganggap Marc sengaja melambatkan laju morotnya secara tak fair. Kami mendengar keduanya, dan kesimpulannya kedua pembalap itu sama-sama melakukan kesalahan. Tapi sejauh aturan yang ada selama Marquez tak melakukan kontak, ia tak melanggar aturan. Tapi, kami merasa kelakuannya membuat masalah untuk Rossi yang kemudian bereaksi.”
Kesimpulan: fakta. 


Referensi :
  • Willing, S. (2010). Laporan Interpretatif. In Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita (hlm. 105). Jakarta: Erlangga.
  • http://sport.tempo.co/read/news/2015/10/29/102714148/banyak-fakta-tak-pas-soal-insiden-rossi-marquez-apa-saja 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebudayaan Subang

Soft News