Sejarah Jurnalistik


Jurnalistik atau jurnalisme (journalism) secara etimologis berasal dari kata Journal (Inggris) atau du jour (Prancis) yang berarti catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari atau bisa juga diartikan sebagai surat kabar harian. Kata journal atau du jour itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu diunalis yang artinya 'harian' atau 'tiap hari'. Dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian. Jurnalistik memiliki definisi yang sangat banyak. Namun pada hakikatnya sama, para tokoh komunikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda. jurnalistik dapat diartikan sebagai seluk-beluk mengenai kegiatan penyampaian pesan atau gagasan kepada khalayak atau massa melalui media komunikasi yang terorganisasi seperti surat kabar/majalah (media cetak), radio, televisi, internet (media elektronik), dan film (news-reel).

Ruang Lingkup Jurnalistik
Ruang lingkup jurnalistik sama saja dengan ruang lingkup pers. Dalam garis besar jurnalistik Palapah dan Syamsudin dalam diktat membagi ruang lingkup jurnalistik ke dalam dua bagian, yaitu : news dan views (Diktat “Dasar-dasar Jurnalistik”).
News dapat dibagi menjadi menjadi dua bagian besar, yaitu :
1. Stainght news, yang terdiri dari :
a. Matter of fact news
b. Interpretative report
c. Reportage
2. Feature news, yang terdiri dari :
a. Human interest features
b. Historical features
c. Biographical and persomality features
d. Travel features
e. Scientifict features
Views dapat dibagi kedalam beberapa bagian yaitu :
1. Editorial
2. Special article
3. Colomum
4. Feature article
3. Sejarah Jurnalistik

Sejarah Jurnalistik dimulai 60 tahun Sebelum Masehi (SM) di zaman Romawi kuno.
Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja seperti memuat pengumuman dari kaisar roma dan berita-berita kegiatan kekaisaran lainnya yang ditempel atau dipasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum.
hal itu terbukti pada Acta Diurna sebagai produk jurnalistik pertama pada zaman Romawi Kuno, ketika kaisar Julius Caesar berkuasa. Acta Diurna diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan bertahan sampai runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun 476 Masehi.  Sebenarnya, Caesar hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu, atas peritah Raja Imam  Agung, segala kejadian penting dicatat pada “Annals”, yakni   papan  tulis yang digantungkan di serambi rumah. Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya. Ketika para pembaca Acta Diurna semakin banyak jumlahnya maka munculah Actuari atau pencatat berita yang akan mencatat isi berita  untuk orang-orang yang tidak mendapat kesempatan membaca langsung atau tidak sempat datang ke roma.
Ternyata kian hari jumlah para Actuari ini juga semakin bertambah banyak, sehingga akhirnya Acta Diurna dibacakan setiap pagi selama dua jam oleh pegawai istana. Isinya pun semakin lengkap dan beragam dan perkembangan selanjutnya ditulis dan ditempel di Forum Romanum.
para pakar menyebut masa sebelum Acta Diurna  sebagai Masa Prajurnalis dan masa setelah Acta Diurna  sebagai Masa Jurnalis. Dari kata Acta Diurna inilah secara harfiah kata jurnalistik berasal yakni kata “Diurnal” dalam Bahasa Latin berarti “harian” atau “setiap hari.” Diadopsi ke dalam bahasa Prancis menjadi “Du Jour” dan bahasa Inggris “Journal” yang  berarti “hari”, “catatan harian”, atau “laporan”. Dari kata “Diurnarii” muncul kata “Diurnalis” dan “Journalist” (wartawan).


Referensi :
  • Willing, S. (2010). Pengertian Jurnalistik. In Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita (hlm 2-4). Jakarta: Erlangga. 
  • Palapah dan Syamsudin. 1994, Diktat "Dasar-dasar Jurnalistik"
  • http://www.academia.edu/8895545/Sejarah_Jurnalistik_Dunia ( Romli, A. (n.d.). Sejarah Jurnalistik - Dunia. Retrieved October 7, 2015 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebudayaan Subang

Laporan Interpretatif

Soft News